Press Release : I-Discuss Eps 3 (Diantara Makna dan Keuntungan)

 

“THE POWER OF DICTION BEHIND MEDIA BUSINESS”

Kamis, 28 Oktober 2021 – Hima Ilmu Komunikasi baru saja melaksanakan kegiatan I-discuss episode 3 melalui platform Zoom. I-Discuss kali ini mengusung tema “Diantara Makna dan Keuntungan”. Acara I-Discuss terselenggara dengan bantuan narasumber yang sangat hebat yaitu Bapak Rana Akbari Fitriawan, S.Sos, M.Si. selaku dosen FKB Telkom University dan Muhammad Fauzan Acyuto selaku mahasiswa dari Ilmu Komunikasi, Telkom University.

I-Discuss episode 3 terselenggara akibat adanya isu mengenai perubahan diksi yang dipilih dalam penyajian suatu berita yang selalu menjadi kontroversi di Indonesia. Perubahan diksi yang dilakukan ini contohnya terjadi pada kata “KORUPTOR”. Isu ini banyak menarik pro dan kontra di masyarakat.  Kemudian melihat industrialisasi media massa saat ini, media menganggap perubahan diksi  “Koruptor” menjadi “Penyintas Korupsi” tidak akan memancing minat khalayak dalam membaca berita,  hal ini karena nantinya akan berdampak pada sisi keuntungan media.

Terkait isu tersebut pada diskusi ini, dibuka oleh pemaparan materi serta pendapat dari Pak Rana mengenai “Ekonomi-Politik Media dan Bahasa [Jurnalistik] ”. Pemaparan materi ini merujuk pada tema kita yang mengatakan bahwa media merupakan suatu platform yang menyediakan berita dengan diksi-diksi yang kontroversi dan terkadang ditujukan untuk mencapai kepentingan ekonomi. Disini pak Rana mengatakan bahwa suatu ekonomi politik media lebih memfokuskan pada entitas ekonomi dalam perwujudannya sebagai korporasi dan media.  Hal itu dapat dilihat bahwa kepentingan ekopol ini dipraktikkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan Bahasa. Bahasa dipergunakan untuk menunjukkan posisi sebuah media. Sehingga diksi yang muncul pada berita-berita yang diproduksi oleh media seringkali memperlihatkan posisi antara bahasa dan kuasa.

Selanjutnya, beliau membahas mengenai bahasa yang ditujukan untuk clickbait pada media. Disini media tidak menyediakan batas antara berita dan iklan, akibatnya menimbulkan sebuah jebakan yang ditujukan kembali untuk kepentingan ekonomi. Terakhir pak Rana menjelaskan bahwa diksi seperti tewas, gugur, dll yang  sudah menjadi template bagi media dalam menjelaskan kematian seorang anggota TNI, harus dilihat dari konteksnya, apakah ditujukan untuk menjelasakan atau untuk kepentingan tertentu. Hal tersebut harus kita waspadai. Karena jika hal itu ditujukan untuk menghormati TNI maka itu tidak menjadi masalah. Kemudian media juga harus berlaku sama kepada orang lain diluar TNI yang juga meninggal pada kejadian tersebut. Karena disini antara TNI dan orang tersebut diposisikan sama yaitu manusia yang mengalami kematian pada kejadian itu.

Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan materi dan pendapat terkait isu ini oleh Fauzan. Ia memaparkan materi terkait “Makna Nama”. Saat ini, “Diksi dapat menjadi senjata dan perisai rakyat di media massa” ujar Fauzan. Media seringkali dikontrol oleh orang-orang yang berkuasa. Apa yang kita lihat menjadi apa yang kita pikirkan, maka pengetahuan yang kita  dapatkan dapat bersumber dari media. Media membangun reliata kedua yang sangat mempengaruhi masyarakat, akibatnya media tidak lagi sepenuhnya bersifat objektif.  Kemudian yang dapat diharapkan pada media adalah fairness atau panggung keadilan antara kedua belah pihak. Karena saat ini framing media mengatakan bahwa korban dapat terkesan menjadi pelaku, dengan kata lain si pelaku merasa aman dengan pemberitaan yang ada di media dengan diksi yang masih terkesan positif untuknya. Seharusnya “Koruptor” dibilang “Koruptor”, “Korban” dibilang “Korban”, dan “Penyintas Korupsi” itu adalah masyarakat bukan pelaku.

Selanjutnya, Fauzan membahas mengenai pemilihan diksi akan sangat mempengaruhi persepsi diri dan orang lain. Dibalik penempatan sebuah diksi ada hal yang dapat memperkuat atau memperlemah suatu pihak. Karena diksi dapat membuat relaitas berpikir seseorang. Terakhir Fauzan mengatakan bahwa ketika penempatan suatu diksi tepat dalam pemberitaan maka dapat membantu dalam membuka mata khalayak untuk melihat masalah tersebut secara jelas sehingga dapat menimbulkan emosi dan pemahaman yang sama di mata khalayak.

Kegiatan ini merupakan diskusi santai bersama Dosen, Alumni, Ormawa Tel-u, Mahasiswa/i Ilmu Komunikasi Telkom University dan lainnya. Hal ini ditujukan untuk menemukan titik terang permasalahan terkait isu ini menurut pandangan ilmu komunikasi. Kemudian juga merupakan sebuah ajang silaturahmi antara dosen, alumni dan mahasiswa Ilmu komunikasi bersama seluruh mahasiswa Telkom University.

#SatuPertamaSelamanya

#SalamMerahMerona

@HimaIkomTel_U

Press Release : I-Discuss Eps 3 (Diantara Makna dan Keuntungan) Press Release : I-Discuss Eps 3 (Diantara Makna dan Keuntungan) Reviewed by HIMA IKOM TELKOM UNIVERSITY on November 06, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar